Film "War Room" pedoman bagi istri dan calon istri

Sebelumnya saya melihat postingan beberapa teman di social media tentang acara nonton bareng film ini di gereja mereka, tapi waktu itu saya belum tertarik untuk hadir dan ikut acara mereka. Sampai suatu hari di grup BBM tim doa ibu-ibu yang saya ikuti ramai membicarakan tentang film ini. Salah seorang teman mengatakan kalau film ini menceritakan seorang wanita bernama Liz yang tidak bisa berdoa dituntun menjadi pejuang Kristus oleh klien bisnisnya bernama Ny. Clara untuk menyelamatkan pernikahannya bersama Tony Jordan yang sudah dikarunia seorang putri cantik.



Karena tertarik sayapun menonton "War Room" secara online streaming dari link yang dibagikan di Facebook. Secara keseluruhan saya tercengang menonton film ini, karena saya tahu benar ceritanya bukan sebatas karangan fiksi biasa. Walaupun tidak ditulis tapi saya berani menjamin kalau film ini based on true story. Kenapa seperti itu? karena bagi dunia, bagaimana doa begitu berkuasa dalam mengendalikan keadaan itu hanya ada dalam film. Tapi bagi yang pernah mengalaminya seperti saya ataupun saudara yang punya pengalaman sama dengan Liz dalam film ini pasti berpendapat sama dengan saya kalau memang kuasa doa itu persis seperti yang menjadi inti dari film "War Room", malahan lebih dahsyat kuasanya di tengah-tengah masalah yang lebih besar daripada apa yang dihadapi keluarga Jordan.

Menurut saya Wanita Kristen wajib menonton "War Room", film ini bagaikan pedoman bagaimana seharusnya kita menjadi seorang istri.

Berikut beberapa hal yang menarik perhatian saya ketika menonton War Room.

1. Hal pertama yang saya setujui dari film ini adalah pernyataan Ny. Clara kalau seringkali kita menginjak "ranjau" yang hanya membuang-buang waktu kita saja. Benar sekali! dalam hidup khususnya pernikahan, beberapa dari kita pernah menghadapi situasi buruk yang semestinya tidak perlu terjadi namun tetap kita alami dan pada akhirnya kita sesali karena sebenarnya hal tersebut dapat dicegah dari awal jika saja kita tidak mengijinkan emosi menguasai diri kita ketika mengambil keputusan atau bertindak. Pasti sudah tidak asing di telinga saudara dan saya nasihat "Kuasai emosimu" namun pada prakteknya malah emosi yang menguasai kita. Memang di rasa sulit sekali untuk tetap stabil apalagi ketika menghadapi hal yang dapat memancing emosi kita. Keputusan atau tindakan yang tepat muncul apabila hati kita diliputi oleh damai sejahtera. Jadikan itu sebagai salah satu pokok doa kita agar damai sejahtera dari surga turun dan memenuhi hati kita serta berkuasa dalam seluruh hidup kita.

2. Ny. Clara juga mengatakan kalau kebanyakan istri-istri selalu merasa kalah karena sebenarnya mereka melawan musuh yang salah. Sekali lagi! itu benar sekali. Saya sudah sering mendengar keluhan para istri tentang suami mereka termasuk sayapun juga melakukan hal itu. Saya dan teman-teman merasa sudah diperlakukan tidak adil oleh para suami yang membuat kami berpikir harus melawan hingga ujung-ujungnya hanya pertengkaranlah yang kami dapat. Siapa yang pernah seperti saya memperlakukan suami layaknya pelaku kriminal yang selalu mendapat pertanyaan intimidasi ketika baru sampai di rumah. Proses Tuhan membuat saya sadar semua perlakuan saya terhadap suami saya itu salah besar. Saudara seimanku khususnya para istri, bagaimanapun itu adalah suami kita. Bukan orang lain apalagi musuh kita. Tidak ada yang namanya kalah atau menang di antara suami dan istri. Apakah kita akan merasa menang dan puas apabila suami kita membenarkan kecurigaan kita padanya? Saya tidak pernah merasakan hal tersebut, malahan hidup saya menjadi jauh dari damai sejahtera Allah karenanya. Menurut saya, salah satu logika dunia yang merancukan cara berpikir para istri Kristen adalah kesetaraan hak dan kewajiban suami istri dalam pernikahan. Dari situ lahir keegoisan masing-masing pihak padahal itu yang harus dimatikan agar pernikahan berhasil. Sangat jelas Alkitab menulis "Hai isteri, tunduklah kepada suamimu  seperti kepada Tuhan" (Efesus 5:22) Ingat saudara seimanku khususnya para istri, tujuan iblis adalah menggagalkan rencana Allah dalam hidup kita dan salah satunya dengan cara menghancurkan rumah tangga anak-anak Tuhan. Iblis lah musuh kita yang sebenarnya harus kita perangi bukan suami kita.

3. Perlu para istri sadari kata-kata Ny. Clara sebagai berikut "Tugas para istri bukanlah mengubah suaminya, tetapi mengasihinya, menolongnya dan mendoakannya." Saya tidak bisa berhenti bilang benar sekali! Dalam Roma 2:1 tertulis "Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah, sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama." Tuhan tidak memberi kita kuasa untuk menghakimi orang lain apalagi suami kita, seperti yang kita tahu penghakiman adalah milik Allah sendiri. Tetapi Tuhan memberi kuasa dalam setiap doa yang kita naikan khususnya bagi suami kita. Satu penjelasan yang masuk akal menurut saya dari buku "Kuasa doa seorang istri" menyebutkan kalau seorang ibu dengan tulus akan mendoakan anak mereka tanpa diminta, namun dibutuhkan kerendahan hati seorang istri yang mematikan segala "ke-aku-an" nya untuk mendoakan suami yang dalam kesehariannya tanpa disadari melukai sang istri baik secara fisik ataupun batin. Itu yang menjadi alasan kenapa doa istri (yang benar) berkuasa atas kehidupan suaminya. Lagipula dijelaskan dalam Alkitab "sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya"(Markus 10:7).

4. Menarik dalam film ini ketika berdoa sudah menjadi gaya hidup keseharian Liz, secara tidak langsung putrinya Daniella diam-diam mengikuti apa yang dilakukan ibunya yaitu menulis pokok doa di lemari mereka. Alkitab mengatakan salah satu tugas orang tua adalah mendidik anak mereka. “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”(Amsal 22:6). Mendidik memiliki arti tidak hanya mengajar secara lisan, tetapi sebagai orang tua kita harus memberi contoh kepada anak kita. Khususnya dalam mengajarkan Firman dan gaya hidup kerajaan Surga, kita harus menjadi pelaku Firman itu sendiri dan menjalani gaya hidup yang benar sesuai dengan alkitab agar bisa menjadi teladan bagi putra-putri kita. Apalagi kita tahu benar kalau anak-anak adalah peniru yang baik, apabila sedari dini anak kita sudah terbiasa melihat kita berdoa maka mereka pun akan mengikuti hal tersebut. Karena anak-anak ibarat pohon yang bertumbuh mengikuti arah batangnya waktu ditanam. Ketika dewasapun mereka akan mengerti dan menjadi saksi bagaimana hidup orang tua mereka diberkati dan dipelihara di bawah pimpinan Tuhan.

5. Mungkin sebagian dari penonton berpendapat mustahil kita bisa seperti Ny. Clara yang masih duduk dengan santai menikmati ice cream padahal baru saja di rampok. Pada kenyataannya orang-orang akan seperti Liz yang kehilangan selera makan setelah menghadapi situasi yang hampir membuat nyawanya melayang.  Salah satu inti doa adalah menyerahkan segala sesuatuNya kepada Tuhan. "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,  sebab Ia yang memelihara kamu" (1 Petrus 5:7) Apabila kita sudah menyerahkan segalanya kepada Tuhan, apalagi yang kita kuatirkan?. Jadi tidak heran dengan bagaimana respon Ny. Clara yang masih bisa menikmati ice creamnya tanpa beban saat itu. Saya pernah diposisi seperti beliau. Bukan dirampok tetapi saya dihadapkan dengan perintah Tuhan kepada saya secara pribadi untuk mengambil tindakan atas suatu masalah yang sama sekali berbeda dengan orang dunia akan ambil kebanyakan. Saya belajar taat kepada Tuhan walaupun ragu, oleh sebab itu saya berdoa pada malam hari "Tuhan kalau memang ini langkah yang Kau perintahkan saya ambil untuk menggenapi rencanaMu, saya percaya Tuhan Kau juga yang akan beracara karena Tuhan berkuasa untuk menggenapi segala rancanganNya dan segala sesuatu yang dari padaMu adalah baik." Setelah itu saya merasakan damai sejahtera Allah yang melampaui segalanya turun atas saya dan sayapun dapat tidur nyenyak hingga saat bangun di pagi hari saya terheran-heran. Padahal saya ambil tindakan yang mungkin bagi sebagian orang termasuk saya sendiri berpikir itu adalah tindakan bodoh dan hampir sama seperti bunuh diri, tapi kok bisa saya tidak merasakan adanya beban. Dan luar biasa, berkat yang saya terima setelahnya jauh lebih besar, apabila saya tetap berpikir dan bertindak secara dunia belum tentu saya diberkati seperti ini. Tuhan tidak pernah membiarkan anak-anakNya jatuh dan gagal, khususnya mereka yang menaruh iman sepenuhnya kepadaNya.

6. Saya tidak bisa berhenti tertawa melihat adegan dimana Tony kebingungan melihat istrinya yang tetap tenang walaupun salah seorang teman Liz memberi tahu kalau ia melihat Tony makan malam dengan wanita lain. Bahkan Tony sampai tidak dapat berkata-kata ketika respon Liz tentang kabar pemecatan dirinya berbeda 180 derajat dengan apa yang dia bayangkan, padahal dia sudah menyiapkan jawaban-jawaban untuk komentar sinis yang Tony pikir akan keluar dari mulut Liz. Saudara seimanku, memang tujuan utama Liz berdoa untuk mengubahkan suaminya tetapi tanpa disadari doa itu juga mengubahkan dirinya sendiri. Karena pada saat kita berdoa, kita mengundang roh kudus turun atas kehidupan kita. Dan sebelum roh kudus bekerja di kehidupan orang yang kita doakan, terlebih dahulu roh kudus beracara dalam kehidupan kita secara pribadi. "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri..."(Galatia 5:22-23)

7. Klimaks film ini mulai mereda ketika Tony berubah setelah tahu Liz berdoa untuknya. Terkadang para istri merasa harus berusaha keras untuk mengubahkan suaminya dan hasil dari usaha-usaha tersebut tetap nihil. Padahal kita tidak perlu keras dan bersusah payah untuk mengubahkan kehidupan suami kita. Cukup berdoa, memberkati suami kita dengan Firman-Firman Alkitab yang kita mau bekerja dalam kehidupannya, menjalankan peran istri sebagaimana mestinya menurut Alkitab, intropeksi dan memperbaiki diri. Apabila kita menyerahkan segala sesuatu ke Tuhan dan hidup benar sesuai kehendak Allah, Tuhan sendiri yang akan beracara mengubahkan suami dan pernikahan kita. "Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu." (1 Petrus 3:1-2)

8. Saya menitikan air mata melihat adegan Tony bebas dari ancaman penjara setelah secara berani mengakui kesalahannya kepada perusahaan. Semua orang pernah berbuat salah dan mengecewakan Tuhan. Tapi tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki hidup dan hidup benar di mata Tuhan. Dan ketika kita sudah hidup dengan benar, tidak ada satupun yang dapat membahayakan hidup kita karena kita mempunyai Tuhan yang menjadi pembela kita. "Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya." (Yesaya 26:7)

Secara keseluruhan "War Room" sangat memberkati dan menambah semangat saya untuk berjuang lebih lagi di dalam doa untuk suami, anak, pernikahan, rumah tangga, keluarga, teman-teman, kota, negara dan bangsa-bangsa agar semua dapat merasakan kasih Tuhan pribadi lepas pribadi dan namaNya semakin dipermuliakan.

Film ini sangat disarankan untuk ditonton khususnya bagi para wanita Kristen karena sebagai istri ataupun calon istri kita lah yang ditugaskan untuk berdoa bagi keluarga kita dan kuasa doa itu sungguh ada.

Saya juga sudah mengunggah film "War Room" di bawah agar bisa di tonton secara online-streaming dan dapat memberkati kita semua :)

Selamat menonton, have a nice day and God bless..

 

0 comments: